SELEKSI ALAM
karya:fiqi ramdan
tiap ku pejamkan mata
tiap itu pula alam berbicara
tetesan air hujan tak hanya
simbolkan kekecewaan
namun itu cara alam bicara
kepada semua tentang kebahagiaannya
terik
mentari siang bolong
tak hanya simbolkan kemarahan
namun itu cara alam bicara
tentang awal kehidupan
apa yang telah terjadiesok akan hanya tinggal cerita
cerita yang berlallu dalam warna
tiap tiap seleksi
tiap tiap itu pula ka ada cerita
cerita yang tak hanya kau dan aku
namun cerita alam yang telah memilih
GORESAN TINTA
Karya:fiqi ramdan
Disitu pula kau curahkan dengan goresan tinta
Disaat kau merasa terjatuh
Disitu pula kau ceritakan dengan goresan tinta
Goresan tinta yang terus
Memanggilmu t uterus membacanya
Goresan tinta yang terus menjadi
Menjadi temanmu dalam sunyi
Tiap malam datingKau gerakan tintamu
Bak penari professional
Kau mulai menatap
Apa yang telah dikerjakannya
Goresan tinta yang penuh arti,
Penuh cinta,penuh perasaan
Kan ku jaga biar air tak melukainya
PENGISI HATI
Karya:fiqi ramdan
Untuk denganku disaat ini
Kau mulai lengkapi mentari pagi
Kamu mulai lengkapi bintang malam
Tiap seruan kata terlintas ditelungaku
Terlintas dengan aliran nada cinta
Tiap pandanganmu tlah ku rekam
Ku rekam di memoriku
Tak hanya itu,namun senyuman dan tawamu
Tlah lumpuhkanku dalam mimpi
Mimpi yang mula harapan angan angan
Telah menjadi nyata
Ku harap jangan kau padamkan lampion ini
Sebelum tuhan mangatakan,tuk padam
Jangan pernah kau berhenti melangkah
Sebelum tuhan berkata,tuk diam.
siapa yang akan menghentikanku?
pria muda didekatku
membuat mata jiwaku berdosa
wajah yang berkaca pada kubangan tinta
dusta rasanya bilaku berkata tidak
jelas saja ku menyukaimu
pria muda itu khayalanku,mimpiku
KEKASIH YANG BARU
karya:aflah dian s
pria muda didekatku
membuat mata jiwaku berdosa
wajah yang berkaca pada kubangan tinta
dusta rasanya bilaku berkata tidak
jelas saja ku menyukaimu
pria muda itu khayalanku,mimpiku
penghabisan tahun
ku temukan kekasih
yang baru
barisan tinta berkata,
"dia,,,,,milikmu"
ini nyata bukan luka
sesal saja menaungi dada
menjadi rindu bersimpangan meraungi 1000 malam
0 comments:
Post a Comment